September 26, 2008

Operation Haik: Part One

Karena berpikir Sukarno pro komunis, Amerika pernah mendukung pemberontakan beberapa kolonel militer di Sumatera dan Sulawesi. Apalagi pemicu pemberontakan ini karena para kolonel tersebut tidak puas dengan sikap pemerintah terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI). Amerika sepertinya lupa kalau Sukarno pernah memerintahkan penangkapan anggota PKI saat pecah peristiwa Madiun 1948. Tetapi ide Sukarno tentang “third force”, negara non blok yang tidak memihak pada salah satu kekuatan di era Perang Dingin, membuat Amerika mulai tidak menyukai Sukarno.

Bulan Nopember 1957, Eisenhower memerintahkan CIA untuk melaksanakan Operasi Haik dengan tujuan utama menjatuhkan Sukarno. Eisenhower berharap untuk mengulangi keberhasilan Operasi Success 4 tahun lalu yang berhasil mengusir Presiden Guatemala Jacobo Arbenz karena alasan yang hampir sama. CIA memulai Operasi Haik dengan memasok persenjataan ke para pemberontak. Strategi yang sangat imajinatif dari CIA adalah dengan membuat dan menyalurkan sebuah film berbau pornografi yang dikaitkan dengan Sukarno untuk mendiskreditkan namanya. Strategi ini kurang berhasil dan akhirnya mereka kembali ke metode tradisional dan mulai menyusun rencana intervensi militer.

Beberapa markas dibangun di Philipina untuk melatih para pemimpin pemberontak. Ribuan gerilyawan dilatih sebelum kemudian dikirim untuk bertempur di beberapa wilayah di Indonesia. Tetapi Amerika tetap tidak terlibat secara langsung dalam pertempuran. Situasi mulai berubah di tahun 1958 ketika mereka memutuskan untuk menyediakan dukungan dari udara secara langsung ke pemberontak.

CIA memilih 3 pesawat tua bekas Perang Dunia II tipe pengebom B-26 dari lusinan pesawat yang dikandangkan di pangkalan udara Amerika di Clark, Philipina. Pesawat-pesawat tua tersebut segera dikondisikan kembali agar bisa terbang dengan layak dan dilengkapi dengan 12.7 mm machine gun yang diletakkan di moncong dan sayap pesawat. Tanda sebagai pesawat Amerika dihilangkan dan seluruh pesawat dicat hitam. Selain itu serial number dari part mesin pesawat juga dihilangkan untuk menanggalkan identitas sebagai pesawat Amerika.

Pada bulan Maret 1958. 3 pesawat Mustang F-51D yang dipinjam dari Angkatan Udara Philipina bergabung dengan 3 pesawat B-26. Seperti juga B-26, semua hal yang bisa mengidentifikasi asal pesawat dihilangkan, termasuk cat hitam di seluruh tubuh pesawat.

Hanya sedikit orang berpengalaman yang bisa direkrut CIA untuk menerbangkan CIA sedangkan orang Indonesia yang berpartisipasi berperan sebagai co-pilot dan operator radio. Karena alasan inilah CIA terpaksa menggunakan 6 pilot Amerika dari angkatan udara. Orang-orang yang direkrut semuanya mantan CAT yang pernah ikut ambil bagian dalam operasi di Taiwan. Untuk menambah kekuatan CIA juga merekrut beberapa pilot dari Eropa Timur, terutama dari Polandia. Sebagian besar dari orang-orang ini pernah ikut dalam operasi CIA di Yunani.

Misi pertama B-26 dilakukan di pagi hari tanggal 13 April 1958 ketika satu pesawatnya berangkat dari markas Mapengat dan menyerang pangkalan udara Makassar. Tanggal 17 April 1958, pesawat B-26 lainnya menyerang pangkalan minyak di Balikpapan yang menyebabkan hancurnya beberapa kilang minyak dan merusak C-47 milik Royal Dutch Shell. Beberapa serangan berikutnya lebih banyak dilakukan di pulau Sulawesi dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Serangan-serangan ini telah menumbuhkan moral semangat para pemberontakan.

Pada tanggal 18 April 1958, setelah penyerangan di Balikpapan, pemerintah Indonesia melancarkan operasi menumpas pemberontak di Sumatera. Operasi yang didukung pasukan terjun payung dan tank-tank amphibi ini berjalan sukses. Hal ini menyebabkan banyak pemberontak melarikan diri ke Sulawesi. Di waktu yang sama, CIA sedang menyiapkan 3 pesawat pengebom yang dilengkapi dengan machine gun di moncong pesawat bukan di sayap. Seluruh badan pesawat juga disempurnakan dengan sentuhan metalik kecuali di pod mesin pesawat yang dicat hitam.

Kekalahan yang diderita pemberontak ini membuat CIA meningkatkan bantuan udaranya. The Mustangs yang telah disiapkan di Philipina diterbangkan ke Sulawesi pada akhir April 1958. Beberapa hari kemudian mereka telah menyerang pangkalan udara di Manado. Tetapi CIA tidak menyadari bahwa langkah awal dari Operasi Haik ini dikemudian hari akan berubah cepat menjadi hal yang sia-sia dengan tertangkapnya pilot B-26, Allen Pope seorang warganegara Amerika.

No comments: