Realisme :
- Rosseau, Machiavelli, Michael Doyle
- sesuatu yang harus dimiliki untuk menguasai sesuatu
- manusia pada dasarnya makhluk yang jahat
- akumulasi power dalam berbagai bentuk
- orang yang kuat dalam 24 jam pasti memiliki titik lemah
- negara menciptakan monster untuk melindungi semua orang
Realisme mencegah pendadakan strategis di power, state dan keamanan.
Konsepsi Dasar Realisme
Power style akan menguatkan peran negara. Hard power jadi dominan berlawanan dengan soft power. Sehingga pada dasarnya Realisme = Power (untuk menentukan dan untuk diperebutkan).
Realisme dibagi menjadi :
1. Individu – Defensif ( Realisme Klasik )
- sebagai individu hakekat dasar manusia adalah struggle / survive di tengah ancaman
- sebagai individu manusia harus meyakinkan dirinya aman
- kebutuhan untuk survive
- strateginya defensif untuk mencegah hal-hal pendadakan
2. Sistem – Ofensif (Neo-Realisme) dan Defensif (Realisme Struktural)
- sistem internasional lah yang mempengaruhi power
- segala sesuatu ditentukan oleh sistem
- sistem terdiri dari aktor (great power bersifat konstan), interaksi (anarki) dan struktur (distribusi kekuatan / polaritas)
Neo-Realisme ( ofensif ) :
- sistem akan stabil apabila polaritas kecil, sistem dwipolar cenderung untuk ofensif
- untuk mengetahui dinamika pasar kita hanya memperhatikan aktor-aktor utama
- negara-negara yang sejajar akan saling bertarung satu sama lain
- great power yang akan menstabilkan sistem sehingga bersifat ofensif
Realisme Struktural ( defensif ) :
- teori long peace selama cold war (1945-1989) karena polaritas dwipolar
- yang dilihat hanya great power jadi meskipun ada perang antar negara kecil sistem akan tetap dianggap stabil
- hegemonic stability theory (Paul Kennedy), umur negara hegemonic yang menguasai sistem makin lama makin pendek (misal:
- negara hegemonic akan menggunakan strategi defensif saat mencapai batas pertumbuhan
Variasi Realisme :
1. Power
a. Realisme Klasik – Balance of Power
- Balance of power antar negara
- negara-negara menjadi penting
- pembagian kuantitatif, misal dalam kekuatan pesawat, kekuatan kapal
- proyeksi kekuatan, mau diapakan kekuatan yang dimiliki (way of war military culture)
b. Neo-Strukturalis – Stabilitas Sistem
- untuk melihat stabilitas sistem kita harus melihat hirarki dan distribusi kekuatan yang menurut Stephen Waltz dibagi menjadi balancing dan bandwagoning. Dalam kasus balancing, beberapa negara kecil akan bersatu untuk mengimbangi kekuatan negara besar. Sedangkan dalam bandwagoning, negara kecil justru akan mendekati dan bergabung dengan besar dan hal ini sering terjadi di politik
- Megawati menggunakan balancing karena
2. Negara
a. Realisme Klasik – Mandala Negara
- Teori mandala atau kautiliya
- Misal kasus hubungan negara B-A-C, negara A akan melihat negara B dan C sebagai lawan karena posisinya yang dekat, negara C akan melihat negara A sebagai lawan dan negara B sebagai kawan karena negara B merupakan lawan negara A
- misal dalam bidang ekonomi ada persaingan bisnis, maka perusahaan yang memiliki target customer berhimpitan akan saling menganggap musuh satu sama lain
- dipengaruhi oleh geo stratejik dan pola musuh teman (ennity dan arnity yang dipengaruhi peran sejarah)
b. Neo-Strukturalis – Negara Hegemonik
- Negara hegemonik ofensif bila masih terus tumbuh dan defensif jika masuk batas pertumbuhan atau mentok
- Amerika kemungkinan akan defensif bila melihat defisit neraca Amerika yang berpengaruh pada anggaran pertahanan
- Transisi negara hegemonik mengakibatkan sistem tidak stabil, akan ada ekspansi kekuatan baru dan dicari siapa aktor yang akan berekspansi
- Jika CIA bisa memprediksi keruntuhan kekuatan Uni Soviet maka transisi hegemonik dapat berjalan mulus
- Paska 9/11 ada non state character yaitu Al Qaeda, sedangkan paska Cold War memang pecah tapi karakternya tetap state.
3. Keamanan
a. Realisme Klasik – Dilema Keamanan
- ada dilema keamanan
- dalam kasus hubungan negara B-A-C, upaya negara A untuk mengamankan diri dengan meningkatkan kekuatan akan dianggap ancaman oleh B dan C
- misal dalam bidang ekonomi, XL yang bertambah kuat, bagi Telkomsel merupakan ancaman
- perlombaan senjata,
- Untuk mencegah perlombaan senjata harus ada treaty atau pengaturan
- Hemisphere -> “
b. Neo-Strukturalis – Ofensif-Defensif
- Dengan menggelar kekuatan meliputi manuever (defensif movement), attrition dan firepower (ofensif), dengan asumsi senjata ofensif bisa dibedakan dari senjata defensif
- Dalam kasus military build up, negara Singapura berkarakter ofensif sedangkan
- Ofensif tidak harus dihadapi dengan ofensif. Ofensif lebih tepat dihadapi dengan defensif.
- Military culture
- Singapura mempunyai strategi “2 weeks war”, angkatan perangnya dirancang menghadapi serbuan Indonesia/China dan 2 minggu adalah waktu yang digunakan untuk dapat mengundang PBB masuk ke Singapura
3 comments:
mantab bro.....
semakin lama semakin indah tulisan2nya
semoga ujian sukses deh
keren om bean..ijin copas ya..
keren om bevan..ijin copas ya..
Post a Comment